Rabu, 10 Februari 2010

Ketika cinta bertepuk sebelah tangan

Cinta adalah sebuah anugerah, jatuh cinta berjuta rasanya, dunia terasa begitu indah ketika sedang jatuh cinta, cinta dapat menjadi sumber inspirasi, energi, semangat, tetapi bagaimana jika cinta  kita tidak mendapat balasan, orang yang kita cintai tidak memiliki perasaan apapun terhadap kita, cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Kisah dimulai dari beberapa bulan sebelum lulus kuliah, saya telah diterima bekerja di sebuah perusahaan konsultan yang terletak di daerah Sudirman, Jakarta Selatan, betapa senang hatiku karena banyak diantara teman kuliahku yang tidak berhasil masuk di perusahaan tersebut dan saya belum mempunyai pengalaman bekerja sebelumnya, saya berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan panduan dan bimbingan yang diberikan oleh oleh senior saya.


Hampir sebagian besar waktu bekerja dihabiskan di perusahaan klien, sehingga boleh dikatakan walaupun kantor saya di daerah Sudirman, tetapi saya lebih banyak bekerja di tempat lain mulai dari daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur sampai dengan daerah Hayam Wuruk, Jakarta Barat dan sering pula ditugaskan di beberapa daerah di Indonesia seperti Nangroe Aceh Darussalam, Banjarmasin, Padang dan beberapa kota besar lainnya.

Di perusahaan tempat saya bekerja ini, hampir semua karyawan barunya adalah mahasiswa-mahasiswi tingkat akhir yang tinggal menyelesaikan tugas akhir skripsi ataupun yang baru lulus dan rata-rata umurnya pun tidak berbeda jauh selisih satu sampai dua tahun saja, dan kita pun cukup memanggil nama saja untuk rekan-rekan kerja termasuk memanggil senior maupun manager kecuali untuk pimpinan tertinggi, barulah menggunakan panggilan Bapak atau Ibu, dan suasana kerja yang sangat menyenangkan.

Setelah bekerja selama tiga bulan, saya dinyatakan telah lulus dalam masa percobaan dan pada saat itu saya telah berhasil menyelesaikan kuliah saya dan telah diwisuda pula, senang rasanya sudah lulus kuliah, bekerja dengan jerih payah sendiri dan dapat membantu beban orang tua, walaupun pada saat itu orang tua saya selalu menolak uang pemberian saya, katanya lebih ditabung saja untuk masa depan saya.

Suatu hari ketika sedang berada di kantor, senior saya mengenalkan seorang karyawan baru cowo, sebut saja namanya B, dan kebetulan pada saat itu sedang masa tidak sibuk, sehingga kita belum ditugaskan ke kantor klien, dan saya bekerja dengan B dan seorang rekan cowo lainnya di kantor sekitar dua minggu, ternyata tidak disangka kebaikan saya selama bekerja sama di kantor disalah artikan oleh si B, kebetulan di kantor, saya cukup banyak mempunyai teman cowo dibandingkan teman dekat cewe hanya beberapa orang saja.

Menjelang akhir tahun, kesibukan kerja di kantor saya pun bertambah dan kembali kantorku kosong karena para staff lebih banyak bekerja di kantor klien dibandingkan dengan di kantor sendiri dan pada suatu hari saya bertemu lagi dengan si B di kantor, kok si B ini tiba-tiba sangat perhatian kepada saya, tetapi saya tidak merasakan hal itu karena memang saya tidak mempunyai perasaan yang khusus terhadap B dan kira-kira satu tahun sejak si B bekerja, tiba-tiba tersebar gosip di kantor saya kalau si B ini katanya menyukai saya, oh… terus terang saya cukup terkejut mendengar gosip ini, kok bisa-bisanya gosip itu beredar ke seluruh penjuru kantor, sementara saya sendiri tidak mengetahuinya.

Usut punya usut, ternyata si B ini menyatakan hal ini kepada teman kerjanya bahwa si B suka kepada saya, lah.. mengapa harus menyatakan ini kepada orang lain apalagi orang yang diberitahu bukan cuma satu orang tetapi beberapa orang yang bekerja dalam satu penugasan dengan si B.

Beberapa teman si B sempat mengkonfirmasikan hal ini kepada saya, tentu saja saya bilang tidak, semakin lama gosip tersebut makin menyebar yang akhirnya membuat saya agak tidak betah jika sedang bertugas di kantor sendiri, apalagi sikap si B agak membatasi gerak langkahku di kantor.

Ada suatu kebiasaan di kantorku, kalau kita ditugaskan ke luar kota, biasanya kita memberikan oleh-oleh berupa makanan khas daerah tersebut dan pernak-pernik khas daerah kepada beberapa teman akrab. Kebetulan si B ini baru pulang dari Banjarmasin, dan si B sempat mengunjungi Martapura, tempat terkenal yang menjual permata dan batu-batuan, saya juga pernah berkesempatan mengunjungi tempat ini, di sela-sela kesibukan berkerja di kantor klien di Banjarmasin. Di tengah jam kantor, tiba-tiba si B datang ke ruanganku sambil memberikan sebuah kotak berisi kalung batu-batuan hitam dan sarung pensil manik-manik khas Banjarmasin kepada saya, dengan halus saya menolak pemberian kalung tersebut dan agar tidak mengecewakan si B, akhirnya saya menerima sarung pensil manik-manik tersebut.

Tahun demi tahun berlalu, gosip ini bukanlah bertambah surut tambah bertambah hebat, rasanya ini sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, sementara itu saya tidak memiliki perasaan apapun dan si B pun tidak pernah menyatakan perasaan kepada saya, sampai suatu hari secara diam-diam si B ini ikut dalam acara tour ke Yogyakarta dan daerah sekitarnya selama lima hari, di mana acara tour ini bukan diselenggarakan oleh kantorku, seperti mengunjungi Candi Borobudur yang dulu merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia, Candi Sukuh, Kaliurang, air terjun Tawangmangu, pantai Parang Tritis dan Malioboro yang sangat terkenal dengan makanan lesehan dan pernak-pernik khas Yogyakarta dan beberapa lokasi wisata lainnya yang berada di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Kebetulan saya sudah mendaftar lebih dulu, entah bagaimana si B mendapat info ini dan saya akui teman-teman si B ini mempunyai solidaritas yang cukup tinggi terhadap si B.

Bisa dibayangkan kalau rencananya tour ke Yogyakarta yang harusnya membuat hatiku bergembira menjadikan tour ini terasa kurang menyenangkan, dan entah bagaimana beberapa peserta tour yang tidak mengenal saya maupun si B sebelumnya, menanyakan hal ini kepada saya mengenai kebenaran gosip ini dan bahkan beberapa diantaranya menasehati saya agar menerima cinta si B, ah… bagaimana mungkin, tidak ada perasaan apa-apa dari pihak saya dan rasanya perhatian yang berlebihan dari si B ini malah membuat ketidak-nyamanan buat saya dan tentunya merusak pasaran.

Suatu hari salah seorang teman baik B cewe bekerja bareng dengan saya di kantor klien di jalan Hayam Wuruk, tiba-tiba suatu malam ketika sedang lembur untuk menyelesaikan laporan, teman si B bilang kepada saya, mengapa sih saya tidak mau menerima cinta si B, yang katanya begitu perhatian dan mencintai saya dan lebih baik kamu menerima orang yang mencintai kamu daripada kamu memilih orang yang dicintai oleh kamu. Akhirnya saya mengatakan kepada teman baik si B, itunya rahasianya cinta, bagaimana saya bisa menerima si B kalau saya sama sekali tidak mempunyai perasaan khusus kepada B.

Setelah bekerja beberapa tahun di kantor konsultan ini, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti bekerja untuk pengembangan karir saya dan bukan untuk menghindari si B ini dan kini kabarnya si B masih bekerja di kantor konsultan dengan posisi yang cukup tinggi.

Ketika cinta bertepuk sebelah tangan, cinta yang tidak mendapat balasan, tentu terasa sangat tidak menyenangkan, biarlah itu menjadi sebuah kenangan dan pengalaman hidup di masa sekarang ini.


Cerita diambil dari KOKI